WANITA DALAM ISLAM



بسم الله الرحمن الرحيم

                Ada masalah yang berkembang sekarang tentang perbedaan pendapat mengenai posisi pria dan wanita, ada yang mengatakan bahwa pria dan wanita sama, dan ada pula pendapat lain mengatakan bahwa pria dan wanita tidak sama.

                Kedua pendapat di atas, mempunyai kualitas kebenaran yang relatif, pendapat pertama, punya potensi atau peluang untuk salah, begitu pula sebaliknya. Perbedaan tersebut tergantung dari persfektif mana ia memandang benar atau salah.

1. Persamaan
                Dalam tugas pengabdian kepada Allah, pria dan wanita memiliki persamaan. Al-Qur’an menastifikasi pendapat ini. Yang menjadi pertanyaan adalah, persamaan dalam hal apa ? hal inilah yang perlu diperjelas.
                Al-Qur’an dengan jelas memaparkan persamaan itu. Pria dan wanita sama-sama mempunyai hak untuk beriman dan taat kepada Allah, berbuat benar, sabar, khusyu dalam shalat, bersedeqah, berpuasa, menjaga kehormatan dan sama-sama punya hak untuk mendapat ampunan dan pahala yang besar dari Allah, sebagaimana firmannya:

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya:
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

                Al-Qur’an juga menegaskan bahwa hasil seseorang tidak ditentukan oleh jenis kelaminnya, sebagaimana firman Allah:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Artinya:
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

                Dari ayat ini, dapat diketahui bahwa seorang pria dan wanita sama-sama punya peluang untuk berkompetisi dalam mencapai suatu tujuan, siapa di antara mereka yang lebih kuat usaha dan motivasinya, maka dialah yang punya peluang untuk sukses.
                Pria dan wanita dimata Allah sama. namun yang melebihkan di antara keduanya adalah kualitas taqwanya kepada Allah, sebagaimana firmannya:

.....إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ  .....

Artinya:
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (Qs. Al-Hujurat; (49): 13).
2. Perbedaan
                Pria dan wanita jelas berbeda dalam beberapa hal, sebagaian firman Allah:

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Artinya:
Maka tatkala isteri `Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."

                Perbedaan tersebut ada yang jelas, ada juga yang samar-samar, baik dari segi fisikologis maupun psikologis. Perbedaan dari aspek pisiologis, wanita memiliki hormon ekstrogen dan progesieron yang dominan, sedang pria memiliki hormon endrogen. Pria memiliki tubuh yang rata-rata lebih besar (seksual dimorphism) dibandingkan dengan wanita. Volume otak pria rata-rata lebih besar dibanding dengan volume otak wanita, pria lebih cenderung bertindak instrumental, sedangka wanita lebih cenderung ekspresif   
                Dari segi psikologis, yakni dalam kecenderunga pria langsung atau tidak langsung. Menunjukkan sikap menonjolkan diri dan agresif yang lebih tinggi. Mereka menunjukkan kekerasan, keberanian dan lebih kasar dalam prilaku. Sementara kaum wanita menyatakan dirinya lebih pengibah, lebih perasa, lebih pemalu, dan simpatik, dan secara estetis lebih sensitif. Umumnya mereka lebih emosiaonal, lebih bersifat moralis dan normatif. Dan umumnya lebih lemah fisiknya.

3. Peran wanita
  1. Wanita sebagai Ibu
Seorang Ibu harus mengandung, melahirkan sampai-sampai harus mempertaruhkan nyawanya demi memperjuangkan kelahiran bayi, kemudian menyusuinya, dan mendidik anaknya hingga dewasa, peran ini sudah mulai ditinggalkan oleh wanita-wanita di barat. Padahal peran ini sangat baik dan mulia.
  1. Wanita sebagai Istri
Seorang wanita dapat dikatakan istri setelah melalui pintu pernikahan. Dan Suami sebagai pemimpin rumah tangga. Sementara fungsi pernikahan adalah untuk kebahagian, tempat menumbuhkan ketentraman dan cinta kasih. Sebagaimana firman Allah:

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً

Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.  
                Bahkan kesempurnaan seorang suami dinilai dari sikapnya terhadap istrinya, sebagaimana sabda Rasulullah:
“Orang yang beriman yang paling sempurna imannya, dan paling baik akhlaknya adalah yang paling sayang istrinya”
                Dari uraian di atas, telah menggambarkan bahwa Islam memandang wanita dan pria sama. tetapi fitrah kewanitaan yang dimilikinya membedakan perannya dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, manakalah pria dan wanita bekerja sama dalam ibadah, tugas dan peranannya, hak dan kewajibannya masing-masing, maka akan tercipta keluarga yang mawaddah dan warahmah, sukses dunia dan akhirat.

Load disqus comments

0 Coretan